Pada kali ini saya akan membahas tentang Personal Branding dalam konteks Public Relations. Personal Branding merupakan identitas diri yang dibentuk, berkaitan dengan nilai, keahlian, prestasi yang dibangun oleh seseorang baik secara sengaja atau tidak sengaja dengan menampilkan citra dirinya. Personal Brand dapat dijadikan sebagai suatu identitas yang digunakan orang lain dalam meningkatkan citra seseorang.
Lair, Sullivan, dan Cheney (2005) dalam Nurzal (2009) menjelaskan "Personal Branding merupakan proses dimana anda dipandang sebagai sebuah brand (merek) oleh target market anda." Selain itu Montoya (2009) berpendapat "Personal Branding adalah image yang kuat dan jelas yang ada di benak klien anda mengenai diri anda sendiri. Tiga aspek penting personal brand tersebut adalah anda sendiri (you), janji (promise) dan hubungan (relationship)."
Komponen-komponen dalam Personal Brand yaitu Komponen Utama (terdiri dari Value, Skill, Behaviour) dan Komponen Tambahan (terdiri dari Total Look, Uniqueness, Authentic) kemudian dilanjutkan ke Achievement, Strength, Goal.
Kesembilan Komponen tersebut dikemukakan oleh Becky Tumewu dan Erwin Parengkuan dalam bukunya yang berjudul Personal Brand-Inc (2015).
- Value berkaitan dengan nilai, keyakinan, kesuksesan, passion yang dimiliki. Personal brand yang dibangun dari nilai pribadi akan lebih bertahan dan mudah untuk dijalani. Nilai sebagai sesuatu yang tumbuh dan mengakar dalam diri seseorang dapat membentuk dan berperan besar dalam setiap keputusan atau perilaku yang dikerjakannya.
- Skill. Kemampuan /keterampilan yang dimiliki dapat digunakan untuk melakukan, mengerjakan atau menghasilkan sesuatu. Semakin cekatan dan terampil dalam melakukan suatu pekerjaan tertentu, maka akan semakin kuat pula personal brand yang dimilikinya.
- Behaviour. Dalam membangun personal brand, seseorang harus melakukan berbagai upaya untuk mendukung terbentuknya personal brand. Upaya-upaya tersebut harus sejalan dengan personal branding yang ingin dibangun dan berjalan secara konsisten.
- Total Look berkaitan dengan penampilan fisik seperti fashion, aksesoris, tata rambut dan lain-lain. Penampilan dapat mempengaruhi kesuksesan personal branding seseorang.
- Uniqueness yang dimiliki dapat menjadi komponen personal brand yang ingin kita bangun. Keunikan dapat menjadi pembeda seseorang jika dibandingkan dengan yang lainnya. Jika keunikan yang dimiliki dapat ditonjolkan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin maka personal brand yang dimiliki pun akan semakin diperhitungkan oleh orang lain.
- Achivement merupakan penghargaan dan pengakuan dari orang lain yang diterima sebagai hasil atau pencapaian dari usaha yang dilakukan. Prestasi menjadi salah satu komponen personal brand yang diraih dengan berbagai proses sebagai bukti dan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan dalam pembangunan personal branding.
- Strength merupakan kelebihan yang dimiliki sebagai sesuatu yang membedakan dirinya dengan orang lain. Seseorang harus mengetahui keunggulan yang dimilikinya dibandingkan dengan orang lain khususnya dengan bidang yang sama sehingga dapat terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan yang lainnya.
- Authentic mengarah pada personal brand yang dibangun berdasarkan cerminan karakter asli, nilai-nilai, kekuatan, keunikan dan keunggulan diri. Seseorang harus dapat mengerti dan memahami dirinya sehingga pembangunan personal brand berlangsung lebih mudah dan mencerminkan dirinya sebenarnya.
- Goal memperkuat seseorang dalam mencapai yang dicita-citakan. Keberadaan tujuan membuat seseorang memiliki arah kemana, bagaimana dan apa yang harus dilakukan demi terwujudnya tujuan yang telah ditetapkan.
Personal Brand dapat dibagi menjadi dua, yaitu Natural Personal Brand dan Created Personal Brand.
- Natural Personal Brand adalah Personal Brand yang muncul secara alami atau tidak dibuat-buat.
- Created Personal Brand adalah Personal Brand yang dibentuk sesuai dengan keinginan si pemilik personal brand.
Created Personal Brand berbeda dengan pencitraan. Created Personal Brand dibentuk dengan mengoptimalkan ke-9 komponen personal brand, sedangkan pencitraan lebih dibuat-buat atau "fake". tujuan dari pencitraan adalah untuk mendapat dukungan atau kesan positif dari target sasaran, biasanya terkesan berlebihan.
Referensi
- Erwin Parengkuan, Becky Tumewu. Personal Brand-Inc, (2014) hal 18
- https://muhammadirawansaputra.wordpress.com/tag/fungsi-brand/
No comments:
Post a Comment