Contoh Kasus 1:
Pada antrian yang panjang di sebuah Bank yang diakibatkan gangguan pada sistem komputer, petugas yang kurang(teller dan Customer service hanya satu orang) karena petugas lain sedang diminta untuk membantu kantor pusat,ditambah pelanggan sedang komplain pada petugas customer service karena buku banknya harus diganti padahal belum digunakan, dan keresahan nasabah yang ingin cepat dilayani karena iapun harus kembali kekantornya. Merupakan gambaran yang bisa terjadi pada industri perbankan! Untuk kasus ini coba uraikan permasalahan apa yang muncul? Dan bagaimana efeknya pada stake holder?bagaimana CRM dapat membantu mengatasi situasi ini.
Istilah Customer Relationship Management (CRM)
bukan istilah baru di dunia bisnis, tak terkecuali perbankan. Fokus dari CRM
adalah pelanggan (nasabah). Apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, bagaimana
kebiasaan mereka, dan bagaimana sebuah perusahaan bisa mempertahankan hubungan
baik dengan mereka semua terkumpul dalam CRM. Tujuannya adalah untuk memberikan
kepuasan bagi mereka. Dan akhir dari semuanya adalah bisa merangkul loyalitas
mereka.
Pada
kasus di atas, adapun uraian permasalahannya sebagai berikut:
- Gangguan pada system computer yang mengakibatkan kegiatan di bank tersebut menjadi terhambat.
- Kurangnya petugas untuk teller dan customer service sehingga menyebabkan antrian dan waktu yang semakin lama untuk melakukan kegiatan di bank tersebut.
- Nasabah yang meminta buku tabungannya di ganti dengan yang baru padahal buku tabungannya belum sama sekali digunakan.
Dari uraian
permasalahan di atas, efek terhadap stake holder adalah bahwa permasalahan di
atas dapat mengurangi kepercayaan para stakeholder terhadap perusahaan. Dengan
berkurangnya kepercayaan dapat mempengaruhi keputusan stakeholder dalam
mengubah visi dan misi perusahaan untuk mencari jalan yang lebih baik.
Ini merupakan tugas
CRM untuk membuat masalah tersebut terpecahkan, dari gangguan pada system
computer, ada baiknya CRM memikirkan hal apa yang dapat membuat nasabah tidak
merasa kesal dengan keadaan seperti ini. Tentunya tidak akan terjadi kesalahan
atau gangguan terhadap system computer jika bagian IT selalu melakukan pengecekan
secara berkala, selain itu petugas untuk teller dan customer service yang juga
perlu di tambah jumlahnya agar tidak menyebabkan antrian yang panjang. CRM
harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan pada nasabah. Seperti
nasabah yang meminta buku tabungannya di ganti yang baru padahal buku
tabungannya belum pernah digunakan adabaiknya kita menuruti permintaannya,
tetapi dengan syarat nasabah tersebut harus melalukan pembayaran atas buku
tabungan yang baru tersebut. Selain itu menyediakan coffee break di area tunggu
bank juga dapat menciptakan kenyamanan para nasabah. Dengan rasa nyaman, para
nasabah akan merasa mendapatkan servis yang baik dari bank.
Contoh Kasus 2:
Tahun 2015 AEC(Asean Economic Community) akan segera berlaku atau kita lebih mengenalnya dengan istilah AFTA! Tidak hanya arus produk dan arus pekerja yang bebas juga customer yang makin beragam perilakunya(ASEAN beranggotakan 10 Negara) untuk hal tersebut apa yang harus dipersiapkan oleh insan PR indonesia dalam konteks CRM.
Persiapan PR Indonesia dalam menyambut AFTA
adalah dengan mempersiapkan diri agar lebih mahir dalam menggunakan bahasa
asing. Seperti yang dilakukan oleh Walikota Surabaya Tri Rismaharini
me-launching rumah bahasa yang berlokasi di gedung balai budaya (kompleks balai
pemuda). Rumah bahasa ini didirikan untuk lebih menguasai bahasa inggris dan
mandarin, dengan harapan bahwa nanti kita dapat berkomunikasi dengan Negara
lain dengan baik dan benar. Peran PR disini adalah sebagai penyampai informasi kepada
masyarakat dengan saluran yang dimiliki PR untuk menumbuhkan kesadaran
masyarakat dalam memahami bahasa asing adalah
hal yang sangat penting melihat semakin dekatnya zona perdagangan bebas.
Jika di hubungkan dalam konteks CRM, adalah benar bahwa seorang PR harus dapat
memahami bahasa asing, karena dengan memahami pesan yang disampaikan oleh
Negara lain dalam zona perdagangan bebas, kita dapat memberikan pelayanan
sehingga menimbulkan kepuasan.
Contoh Kasus 3:
Adanya kesenjangan antara ekpektasi pelanggan terhadap merek/produk menimbulkan permasalahan pada kepuassan pelanggan Berdasarkan Global Customer Satisfaction Standard beberapa industri/merek telah memenuhi kategori ini diantaranya(Mix 02/Feb, 2014):
a. Industri Perbankanb. Elektronikc. Operator Sellulerd. Transportasi Udarae. Ritel Modernf. Cosmeticg. OtomotifAnda diminta menganalisa salah satu dari industri diatas,jelaskan faktor apa yang membuat mereka mampu memenuhi standard global tersebut? Dan bagaimana dengan stake holder yang harus dibangun!
Analisa
industry/merek berdasarkan Global Customer Satisfaction Standart (GCSS) pada
transportasi udara Garuda Indonesia.
GCSS adalah sebuah standard tentang customer
satisfaction performance yang diukur dengan metodologi terstandardisasi di
lebih dari 10 negara. Penilaian kinerja kepuasan konsumen ini dibandingkan
dengan kinerja di negara lain, sehingga perusahaan akan mengetahui posisinya di
tengah persaingan lokal maupun global.
(Edisi: Februari 2014, MIX-Marcomm)
Di industri transportasi udara, Garuda Indonesia
meraih bintang 5 untuk kepuasan pelanggan dalam survey Global Customer
Satisfaction Standard (GCSS) kedua. Ini artinya, satisfaction level pelanggan
Garuda berada di atas standard kepuasan konsumen dunia.
Adapun factor-faktor
yang membuat Garuda Indonesia mampu memenuhi standar global menurut Menurut
Ikhsan Rosan, Senior VP Corporate Communication PT Garuda Indonesia adalah:
- Garuda Indonesia dikenal oleh pengguna jasanya sebagai maskapai dengan produk/layanan premium. Seluruh mata rantai layanan mulai dari pre journey, pre-in-post flight, dan post journey, dikemas sesuai dengan harapan dan ekspektasi pengguna jasa dari kelas middle up. Layanan tersebut misalnya mencakup pada kemudahan dalam melakukan pembelian/pembayaran tiket secara online, kemudahan check in (online check-in, phone check-in), layanan customer service melalui Call Center 24 jam hingga layanan lain seperti premium check-in, premium arrival lounge, immigration on board, layanan first class dengan limousine pick up, chef on board.
- Layanan call center 24 jam Garuda yang setiap hari menangani sekitar 15 ribu panggilan. Garuda selalu mengontrol layanan pada call center agar abandoned call tidak lebih dari 3%. Bila ada kecenderungan peningkatan abandoned call tersebut, maka Garuda akan menambah jumlah SDM di call center. Garuda melakukan survei untuk mengetahui behavior pengguna jasa. Hasil survei ini kemudian dijadikan parameter dalam pengembangan produk maupun layanan yang sesuai kebutuhan agar memenuhi ekspektasi pelanggan.
- Selain melalui call center, pelanggan dapat berinteraksi melalui social media dan direspon dengan cepat khususnya dalam penanganan ketidakpuasan yang dialami pengguna jasa. Dalam waktu dekat, pengguna jasa dapat menggunakan fasilitas lainnya seperti melakukan chatting dengan petugas untuk bertransaksi maupun penyelesaian compliant. “Prinsip kami customer centricity dimana segala bentuk pelayanan yang disediakan selalu mengutamakan keamanan dan kenyamanan pelanggan,”
Contoh Kasus 4:
Loyalitas merupakan salah satu dari tujuan aktifitas Bisnis deskripsikan Bagaiamana CRM bisa membawa Customer pada level ini?
Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan
loyalitas pelanggan sebagai “the long
term success of the particular brand is not based on the number of consumer who
purchase it only once, but on the number who become repeat purchase”
Melalui definisi ini, Kotler dan Keller ingin menjelaskan bahwa konsumen akan
loyal diukur melaui tiga hal dibawah ini yaitu:
- Word of mouth: merekomendasikan orang lain untuk membeli atau mereferensikan kepada orang lain.
- Reject another: menolak menggunakan produk lain atau menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.
- Repeat purchasing: berapa sering melakukan pembelian ulang.
Sukses tidaknya suatu
perusahaan dalam menciptakan pelanggan
yang loyal sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai
dan secara terus menerus berupaya memperbaikinya. Untuk meningkatkan kepuasan,
perusahaan harus menambah nilai yang dapat membuat para pelanggannya
mendapatkan apa yang mereka bayar atau lebih dari yang mereka harapkan,
sehingga mereka dapat bertahan dan mengarah pada pembelian ulang,
perekomendasian, dan perekomendasian yang meningkat.
Tugas CRM adalah
bagaimana cara membawa customer ketingkat loyal. CRM merupakan suatu system
yang dilaksanakan perusahaan dengan orientasi meningkatkan kualitas layanan dan
menjaga hubungannya dengan pelanggan. Implementasi CRM memungkinkan adanya
kepuasan pelanggan karena berusaha memantapkan, memelihara, dan memperkuat
hubungan antara organisasi dengan pelanggan, dengan memandang pelanggan sebagai
patner (Darsono, 2008). Kepuasan pelanggan kini bergantung kepada penerapan CRM
yang diterapkan oleh perusahaan. CRM berperan menjaga kepuasan pelanggan agar
pelanggan bertahan dengan produk atau jasa yang digunakannya sehingga menciptakan
loyalitas pelanggan. Pemeliharaan hubungan yang baik kepada pelanggan melalui
pemahaman kekurangan-kekurangan perusahaan dan perbaikan pelayanan berdasarkan
pengimplementasikan CRM yang baik akan meningkatkan loyalitas pelanggannya.